Buku Teks Pelajaran dan Peranannya
Pendidikan sebagai aktor utama yang memegang peran penting bagi kemajuan bangsa saat ini masih terus dalam tahap perbaikan dan peningkatan kualitas. Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia secara sistematis telah dilakukan oleh pemerintah. Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan dalam berbagai hal seperti tenaga pendidik, fasilitas sekolah, dan juga penataan perangkat pendukung pembelajaran bahasa Indonesia.
Perangkat pembelajaran bahasa Indonesia yang di anggap strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bahasa Indonesia yaitu kurikulum. Kurikulum yang di kembangkan di Indonesia selalu mengalami kemajuan yang signifikan. Kurikulum 1975 sebagai kurikulum penyempurna dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1968 merupakan kurikulum yang sudah mengalami kemajuan. Kurikulum 1975 ini merupakan awal dari terbentuknya pengajaran yang semula berorientasi pada guru berubah pada pengajaran yang lebih berorientasi pada siswa terbukti dalam kurikulum 1975 ada yang di namakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kurikulum 1975 ini kemudian disempurnakan oleh kurikulum 1984 dan kemudian disempurnakan lagi oleh kurikulum 1994 yang sudah diarahkan pada pada fungsi komunikasi. Kurikulum 2004 yang merupakan kurikulum penyempurna kurikulum sebelumnya lebih mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi ini menyediakan banyak sekali pembaharuan dalam pembelajaran. Pembaharuan pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum ini misalnya dengan menerapkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Kurikulum 2004 atau biasa disebut KBK itu ternyata hanya berlaku dalam kurun waktu 2 tahun. Tahun 2006 dikeluarkan kembali kurikulum baru yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum yang sering disebut dengan KTSP ini merupakan usaha perbaikan yang dilakukan pemerintah. Kurikulum ini menempatkan satuan pendidikan mengelola sendiri pembelajaran yang dilakukan sesuai karena dengan asumsi bahwa satuan pendidikanlah yang mengetahui potensi siswanya, bagaimana siswanya dan lingkungan siswa.
Usaha perbaikan mutu pengajaran bahasa Indonesia selain dengan adanya kurikulum yang terus berkembang harus juga di topang oleh buku pelajaran yang baik yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks sebagai buku penopang dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting yaitu menentukan baik buruknya hasil pembelajaran yang dilakukan karena guru menggunakan buku teks tersebut sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang digunakan oleh sekolah baik maka besar kemungkinan kualitas pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan akan baik, akan tetapi jika buku teks yang digunakan kurang baik, atau bahkan buruk maka pengajaran yang terjadi akan sangat sulit mencapai hasil yang diharapkan.
Berkenaan dengan pentingnya faktor buku teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang di gunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia di SMP timbul pertanyaan apakah buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah telah memenuhi standar mutu baik dilihat dari tolok ukur kurikulum maupun teori-teori yang relevan. Untuk mengetahui hal tersebut terlebih dahulu kita pahami tentang buku teks itu sendiri.
Pendidikan sebagai aktor utama yang memegang peran penting bagi kemajuan bangsa saat ini masih terus dalam tahap perbaikan dan peningkatan kualitas. Usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pelajaran bahasa Indonesia secara sistematis telah dilakukan oleh pemerintah. Perbaikan-perbaikan tersebut dilakukan dalam berbagai hal seperti tenaga pendidik, fasilitas sekolah, dan juga penataan perangkat pendukung pembelajaran bahasa Indonesia.
Perangkat pembelajaran bahasa Indonesia yang di anggap strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bahasa Indonesia yaitu kurikulum. Kurikulum yang di kembangkan di Indonesia selalu mengalami kemajuan yang signifikan. Kurikulum 1975 sebagai kurikulum penyempurna dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1968 merupakan kurikulum yang sudah mengalami kemajuan. Kurikulum 1975 ini merupakan awal dari terbentuknya pengajaran yang semula berorientasi pada guru berubah pada pengajaran yang lebih berorientasi pada siswa terbukti dalam kurikulum 1975 ada yang di namakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Kurikulum 1975 ini kemudian disempurnakan oleh kurikulum 1984 dan kemudian disempurnakan lagi oleh kurikulum 1994 yang sudah diarahkan pada pada fungsi komunikasi. Kurikulum 2004 yang merupakan kurikulum penyempurna kurikulum sebelumnya lebih mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi ini menyediakan banyak sekali pembaharuan dalam pembelajaran. Pembaharuan pembelajaran yang dilakukan dalam kurikulum ini misalnya dengan menerapkan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Kurikulum 2004 atau biasa disebut KBK itu ternyata hanya berlaku dalam kurun waktu 2 tahun. Tahun 2006 dikeluarkan kembali kurikulum baru yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum yang sering disebut dengan KTSP ini merupakan usaha perbaikan yang dilakukan pemerintah. Kurikulum ini menempatkan satuan pendidikan mengelola sendiri pembelajaran yang dilakukan sesuai karena dengan asumsi bahwa satuan pendidikanlah yang mengetahui potensi siswanya, bagaimana siswanya dan lingkungan siswa.
Usaha perbaikan mutu pengajaran bahasa Indonesia selain dengan adanya kurikulum yang terus berkembang harus juga di topang oleh buku pelajaran yang baik yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Buku teks sebagai buku penopang dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting yaitu menentukan baik buruknya hasil pembelajaran yang dilakukan karena guru menggunakan buku teks tersebut sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang digunakan oleh sekolah baik maka besar kemungkinan kualitas pengajaran bahasa Indonesia yang dilakukan akan baik, akan tetapi jika buku teks yang digunakan kurang baik, atau bahkan buruk maka pengajaran yang terjadi akan sangat sulit mencapai hasil yang diharapkan.
Berkenaan dengan pentingnya faktor buku teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang di gunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia di SMP timbul pertanyaan apakah buku teks yang digunakan di sekolah-sekolah telah memenuhi standar mutu baik dilihat dari tolok ukur kurikulum maupun teori-teori yang relevan. Untuk mengetahui hal tersebut terlebih dahulu kita pahami tentang buku teks itu sendiri.
Fungsi Buku Teks
Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Funsgsi dan peranan buku teks itu adalah: (a) mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai penagjaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan, (b) menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan dimana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya, (c) menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampila-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi, (d) metode da sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut, (e) menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis, (f) di sampin sebagai sumber bahan buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna (Green dan Petty dalam Tarigan 1986)
Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara mudah, mdan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau diluar sekolah (Krisanjaya 1997:85).
Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagi sarana kepastian tentang apa yang ia pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran, alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan petunjuk, teori, maupun konsep danbahan-bahan latihan atau evaluasi (Krisanjaya 1997:86).
Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Funsgsi dan peranan buku teks itu adalah: (a) mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai penagjaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan, (b) menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan dimana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya, (c) menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampila-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi, (d) metode da sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut, (e) menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis, (f) di sampin sebagai sumber bahan buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna (Green dan Petty dalam Tarigan 1986)
Fungsi buku teks bagi guru adalah sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara mudah, mdan menggunaknya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau diluar sekolah (Krisanjaya 1997:85).
Fungsi buku teks bagi siswa adalah sebagi sarana kepastian tentang apa yang ia pelajari, alat kontrol untuk mengetahui seberapa banyak dan seberapa jauh ia telah menguasai materi pelajaran, alat belajar (di luar kelas buku teks berfungsi sebagai guru) di mana ia dapat menemukan petunjuk, teori, maupun konsep danbahan-bahan latihan atau evaluasi (Krisanjaya 1997:86).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar